CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Tuesday, March 3, 2015

Janji Bunga Matahari - Himawari no Yakusoku

Hoy hoy hoy akhirnya gw balik~~ nyahahaha
Lama ga post di blog, alasan utama males dan ga ada waktu *cih
Dan kali ini, gw mau nge-post Cerpen yang hari ini gw kumpulin buat tugas. Sebenernya ini cepren yang bikin 'mbak' gw ciahaha *maklum orang jawa yang sok gaul* Eh tapi gw juga memberi ide disini, jadi story by embak and gw, yg ngetik n nyari kata mbak gw tapi *kekeke
Oh oh menurut review dari temen temen, ceritanya bikin nangis. Gw baca sih ga nangis, mungkin hati perempuan asli itu memang lemah dan  gampang tersentuh #tabok
Oke langsung aja ntar keburu ujan, Judulnya Himawari no Yakusoku atau dalam Indonese(?) Janji Bunga Matahari, cekidott~

Himawari no Yakusoku

Tokyo, 3 November 2014


Saat ini aku sudah memasuki tahun ke-3 pada masa SMAku. Berulang kali sensei (guru) menyuruh kami untuk menentukan Universitas mana yang akan kami masuki. Universitas Meiji adalah tempat yang sangat ingin aku masuki, mereka memiliki berbagai macam jurusan dan salah satunya telah berhasil menarik minatku. Hari ini aku dan sahabatku Misa pergi ke Universitas Meiji untuk melihat-lihat tempat yang ingin kami masuki tersebut.
“Himawari, lihat! Ayo kita pergi ke jurusan botani, katanya disana ada senior yang tampan!” Misa menunjuk gedung bertuliskan Jurusan Botani sambil menarik lenganku. Sahabatku yang satu ini senang sekali jika mendengar kata “tampan”.
“Iya iya, jangan menarik-narik lenganku begitu.”
Kami berdua pergi mengunjungi jurusan Botani. Dan saat tiba disana ada sesuatu yang sangat menarik pandangan mataku. Warna kuning berkilau yang disinari hangatnya matahari siang itu. Sesuatu yang membuat mataku menghangat karena mengingat hari-hari yang telah terlampau jauh dibelakangku.

7 tahun yang lalu. . .

Masashi adalah seorang anak pemilik kebun sayuran yang tinggal di sebuah desa yang jauh dari perkotaan. Setiap hari sudah menjadi tugasnya untuk mengantar sayuran ke rumah sakit satu-satunya yang ada di desa itu. Seperti biasa, pagi ini ia mengayuh sepedanya melewati kebun dan sawah yang membentang luas menuju ke rumah sakit. Namun satu hal yang membedakan hari ini dengan hari-hari biasanya. Seorang gadis manis penghuni baru rumah sakit menempati ruang bekas nenek pemilik toko beras yang minggu lalu menjadi pasien disitu karena penyakitnya kambuh. Gadis itu menatap ke arah jendela dengan pandangan kosong. Masashi melambaikan tangannya namun gadis itu sama sekali tidak bergeming. Aneh sekali pikirnya. Hari-hari selanjutnya Masashi selalu melihat gadis itu sedang menatap ke luar jendela dan berulang kali ia melambaikan tangan namun tidak ada balasan dari gadis tersebut.
“Apa kau melambaikan tangan pada gadis itu?” tanya seorang suster yang menerima kiriman sayuran dari Masashi. Ia mengangguk dan mengatakan bahwa gadis itu tak pernah membalas salamnya. Lalu suster menjelaskan bahwa gadis itu sebenarnya buta, jadi ia tidak dapat melihat lambaian tangan Masashi. Masashi sedikit terkejut, wajah murung gadis itu telah menggelitik hatinya untuk menghibur sang gadis manis yang selalu menatap keluar jendela dengan pandangan kosong itu.
“Hai !” Masashi menyapa gadis itu dari luar jendela. Ia menunjukkan ekspresi terkejut dan sedikit gemetaran, namun hal itu membuat Masashi sedikit geli.
“Jangan takut, aku adalah anak pemilik kebun sayur yang setiap hari datang ke rumah sakit ini untuk mengantar pesanan. Namaku Masashi. Siapa namamu?”
Gadis itu meremas selimut yang membungkus setengah badannya, ia tidak yakin apakah harus membalas kata-kata anak itu atau tidak.
“Aku...namaku Himawari.” Jawab gadis itu dengan suara parau.
“Himawari ya? Nama yang indah.” Kata Masashi sambil tertawa.
Setelah berkenalan, lama kelamaan keduanya menjadi akrab, apalagi mereka sama-sama berusia 10 tahun. Masashi menjadi sering mengunjungi rumah sakit diluar tugasnya mengantar sayur saat pagi. Himawari pun menjadi gadis yang ceria sejak adanya Masashi yang selalu mengunjunginya.
Masashi selalu membawa dan membacakan buku yang ia pinjam dari perpustakaan sekolahnya. Hari ini ia membawa buku yang bercerita mengenai hamster dan bunga matahari. Himawari sangat menyukainya.
“Himawari berarti bunga matahari. Kau sangat beruntung memiliki nama yang indah.”
Medengar pujian tersebut Himawari tersipu malu.
“Yaah, meskipun begitu aku tidak pernah melihat bunga matahari. Meskipun dulu mataku dapat melihat, namun aku hanya dapat memandanginya lewat buku.”
“Benarkah? Lalu mengapa saat ini kau tidak dapat melihat?” dahi Masashi berkerut penasaran mendengar ungkapan Himawari.
Himawari pun menceritakan bahwa sejak kecil ia menderita ashma. Dulu ia masuk ke sebuah rumah sakit swasta di kota besar, namun dokter yang menanganinya salah dalam memberinya suntikan sehingga obat tersebut malah memberikan efek samping yang buruk. Pengelihatan Himawari yang saat itu berusia 5 tahun meredup dalam sekejap. Kedua orang tuanya menjadi takut untuk memasukkan anaknya ke sembarang rumah sakit meskipun rumah sakit itu ternama. Saat mendengar ada seorang dokter hebat di sebuah desa kecil mereka memindahkan Himawari kesana. Suasana pedesaan pun cocok bagi Himawari yang menderita penyakit ashma.
Mendengar cerita tersebut air mata Masashi menetes. Tak disangka bahwa Himawari memiliki kisah yang sungguh menyedihkan.
“Tenang saja, dokter Kato dulunya adalah dokter yang hebat. Beliau pasti bisa menyembuhkanmu!”
“Terima kasih telah menghiburku Masashi, namun mataku ini sulit sekali untuk pulih tanpa adanya pendonor. Itu yang aku dengar.” Wajah Himawari menjadi murung.
“Saat dimana kau bisa melihat pasti akan tiba. Dan aku berjanji akan mengajakmu ke ladang bunga matahari di desa sebelah milik temanku. Ia telah setuju untuk memperlihatkannya padamu.”
“Sungguh?”
“ Iya aku janji.” Dan mereka berdua pun tertawa. Harapan baru telah tercipta di hati keduanya.
Paginya kabar buruk Masashi dapat dari temannya, ladang bunga matahari milik temannya tersebut akan dibakar dan diganti dengan tanaman lain. Ia menyerahkan sebuah kantong kecil pada Masashi.
“Hanya itu yang bisa aku berikan.” Katanya.
Setahun telah berlalu, kondisi ashma Himawari semakin membaik. Konon Himawari boleh pulang ke kota tempat asalnya, disana ada kemungkinan besar untuk mendapatkan transplantasi mata. Waktu yang tersisa untuk dihabiskan bersama Masashi hanya tinggal seminggu. Namun Masashi harus mengikuti kegiatan sekolah dan akan selesai di akhir pekan. Keduanya merasa sedih namun tidak dapat berbuat apa-apa.
Sebelum akhir pekan tiba-tiba pihak rumah sakit mendapat kabar bahwa mereka mendapatkan pendonor mata untuk Himawari sehingga ia tidak perlu pergi ke kota. Operasi berjalan lancar, sudah seminggu sejak transplantasi mata dilakukan dan saat dibukanya perban telah tiba. Setelah sekian lama akhirnya ia dapat melihat lagi. Namun sayang sekali Masashi tidak berada disana saat pembukaan perban. Hal pertama yang sangat menarik perhatiannya adalah deretan bunga matahari yang tumbuh diluar jendela kamarnya. Ia sangat terkagum kagum bagaimana bisa ada bunga matahari disana. Ibunya mengatakan bahwa Masashi lah yang telah menanamnya dan ia ingin memberikan kejutan pada Himawari jika suatu saat ia akan dapat melihat lagi.
“Lalu, dimana Masashi sekarang?” tanya Himawari.
Wajah dokter dan kedua orang tua Himawari menjadi masam. Mereka bingung harus mengatakannya pada Himawari atau tidak, namun pada akhirnya pun ayah Himawari angkat bicara.
“Saat ini ia sedang melihat bunga matahari bersamamu.”
“Benarkah? Dimana?”
“Kedua matamu... Masashi yang memberikannya.”
Jantung Himawari serasa berhenti sejenak. Mata Masashi? Bagaimana bisa? Perasaannya bercampur aduk antara bingung dan tidak percaya.
“Seminggu yang lalu saat melakukan kegiatan sekolah terjadi kecelakaan yang menimpa Masashi, pesan terakhirnya adalah untuk memberikan kedua matanya padamu.”
“Bagaimana bisa?” air mata mengalir membasahi kedua pipi Himawari.
“Kejadian tersebut berlangsung cepat, ia tidak dapat diselamatkan. Maafkan kami.” Kata dokter.
“Bagaimana bisa? BAGAIMANA?” badan Himawari bergetar hebat dan ia pun pingsan.
Kesedihan terbesar telah terjadi dalam hidupnya. Himawari lebih memilih buta selamanya daripada ia harus kehilangan Masashi. Tak lama kemudian ibu Masashi datang dan menyerahkan sepucuk surat padanya. Ia berkata bahwa surat itu harusnya diberikan saat Himawari akan pindah lagi ke kota. Matanya berkaca-kaca saat menerima surat tersebut, dan tangisnya pun pecah saat membaca isi surat tersebut.

Untuk Himawari
Hallo, disini Masashi ! Saat kau membaca surat ini pasti kau sudah bisa melihat. Aku sangat sedih jika kita harus berpisah seperti ini, namun apa boleh buat.
Apa kau masih ingat janji kita saat itu?
Maaf, sebenarnya ladang bunga matahari milik Haru sudah berubah menjadi ladang jagung. Namun sebagai gantinya ia memberikan beberapa biji dan aku menanamnya di depan jendela kamarmu.
Sebenarnya aku sangat terkejut saat mendengar kau akan pindah, padahal aku sudah susah payah menanamnya.( ; _ ;)
Ah maaf, jangan khawatir! Meskipun begitu, maukah kau kembali kesini dan melihatnya bersamaku? Andaikan tidak bisa, kuharap kau bisa melihat bunga matahari di suatu tempat.
Aku sangat senang jika saat ini kau sudah bisa melihat. Tetaplah semangat dan tersenyumlah!
Kau harus selalu bersinar terang seperti namamu...Himawari.

Tolong balas suratku ya, aku sangat menantikannya! (/^o^)/

                                                                                                Dari Masashi

==== *** ====
                                                                                                  
Air mataku menetes dan hatiku menjadi hangat. Tidak kusangka aku bisa melihatnya disini. Semangatku semakin tinggi untuk bisa lolos ujian masuk Universitas Meiji.
“Maaf, apa kau tidak apa-apa?” Seorang laki-laki dengan senyum yang hangat menepuk bahuku dan membuyarkan kenangan masa laluku.
“Ah maaf, aku tidak apa-apa. Aku hanya tersentuh melihat keindahan bunga matahari ini.”
“Benarkah? Aku senang mendengarnya, akulah yang menanamnya. Apakah kau calon mahasiswa yang sedang melihat-lihat?”
“Iya, saat dapat masuk nanti mungkin aku akan sering-sering mampir kemari.”
“Ahahaha... kalau begitu semoga berhasil, aku sangat menantikannya.” Laki-laki itu tersenyum dan pergi meninggalkanku. Sekilas senyum itu mengingatkanku pada senyum Masashi yang aku lihat dari foto yang diperlihatkan ibu Masashi dulu.
“Himawariiiiiii !!” Misa berteriak memanggilku.
“Eh, ada apa?”
“Beruntung sekali kau bisa berbicara dengan si senior tampan. Aaah, aku iri.”
“Yang tadi itu? Dia yang kau maksud?” Misa pun mengangguk. Aku hanya tertawa mendengar rengekan Misa yang iri karena aku bisa berbicara dengan senior idolanya.
Sepertinya motivasiku untuk memasuki Universitas Meiji semakin meningkat. Semoga saja aku dapat lolos ujian masuk dan dapat berdiri di tempat ini lagi. Mmm, dan mungkin berkenalan juga dengan senior yang belum aku ketahui namanya tadi.


THE END


Gimana?? Nangis nggak? :v wwww
Udah deh, gw cuma pingin post ini doang xD
Cukup sekian, jika ada tutur kata kurang berkenan, mohon dimaapkan xD :v
Kritik dan saran silahkan, Komentar bebas kok xD
Mata ne!!!(^-^)

Monday, February 2, 2015

Introducing


こんにちわ、俺はFlorenciaです。インドネシアから着ました。
これは俺のブログだ。女子だよ、でも男見たい笑笑笑
I made this blog, for fun. Maybe I share about my daily life, or something sux, my hobbies, and many more.
Sometimes post in Indonesian. I don't think u will read that but thx.
So, lets do this sh*t 笑



  • Name : I use "Purin" for my games name, but u can call 'it' Flo.
  • Birthdate : November 30th 199? 笑
  • Height/Weight : 51kg/168cm
  • Somethings I Love : Japan, Visual Kei, MEJIBRAY, Foods, PC/Mobile, Internet, Fanservice, Pigg, And many more
  • Somethings I hate : Snake, Peoples who not closing the door, Math, I hate many things.
  • I'm a girl.
  • Hobbies : Fangirling, Eating, And somethings can waste my time.
Many peoples say "You r so Weird", N I'm proud to be Weird. I don't really like my Real-Life, yeah. I love drawing, but I can't draw doodle. I'm a "People with so much Privacy". I hate arrogant people, They're so sux, just die.



If tomorrow don't exist, My first thing that I do is 
"Watching Fanservice in Real Stage, In Front of My Eyes"


日本語ちょっとできます、でもちょっとわかりません。日本に行きたい!日本すごい大好き!みゃあ様もう大好き。死ねよ

Monday, December 1, 2014

僕のお誕生会だ

Hari ini gw ulang taun. Sebenernya ga spesial juga sih, gw laluin biasa biasa aja. Tapi yang bikin gw ga selaw itu, Chisa DIV ngucapin ultah ke gw. Kyaaaa~~ Tau kan? Band DIV? Band Vkei dengan vocalist nya Chisa? Yang punya suara datar tapi keren unyu unyu? Nah itu! Bener bener sugoi kan?! Terima Kasih banyak untuk Chisa! Oh! Tidak lupa teman teman yang lain! Terima kasih :*(〃∇〃人〃∇〃)*:

Tuesday, November 18, 2014

Event mancing Ameba Pigg

Jadi ceritanya, semalem dan kemaren gua jor jor an buat nyelesain event pigg, tapi apadaya gua terlalu cape dan ga dapet. Pingin nangis rasanya. Uda capek capek, sampe laper juga, eh alah saat saat terakhir ga dapet tuh ikan.. point terakhir yg gua tinggalin itu 80.808, padahal harus ngumpulin 96.000. Dan waktu cuma tinggal 40 menit. Udah gitu ikannya ga dapet dapet. Akhirnya gua matiin tu lepi, terus gua tidur.. Padahal uda gua bela belain ga tidur.. terus ga ngerjain tugas BK.. dan alhasil.. Ah sudah lupakan.

Saturday, November 15, 2014

Depresi luar biasa

Hari ini gua bolos, ga kuat ati rasanya kalo masuk sekolah. Ini juga gua ga keluar kamar (Kecuali ke kamar mandi).